Selasa, 02 Desember 2014

HIV-AIDS

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama untuk virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus bertambah banyak hingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak sanggup lagi melawan virus yang masuk.
HIV menghancurkan sel-sel CD4 - jenis dari sel darah putih yang memainkan peran penting dalam membantu tubuh melawan penyakit. Sistem kekebalan tubuh melemah karena sel CD4 mati,dapat memiliki infeksi HIV selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi penyakit AIDS.Orang yang terinfeksi dengan peningkatan gejala HIV menjadi penyakit AIDS ketika jumlah sel CD4 mereka turun di bawah 200.
Kasus AIDS pertama sekali dilaporkan di Los Angeles oleh Gottleib dan kawan-kawan pada tanggal 5 juni 1981, walaupun sudah ditemukan dirumah sakit-rumah sakit di Negara Afrika Sub-Sahara pada akhir tahun 1970-an, sedangkan kasus AIDS pertama kali di Indonesia ditemukan di Bali pada tahun 1987 (dilaporkan pada jaringan Epidemiologi Nasional tahun 1993). Setelah ditemukan kasus AIDS pertama kali di Los Angeles terus dilakukan pengamatan terhadap kasus yang ada dengan melihat peningkatan kasus infaksi yang tidak azim berupa infeksi oportunistik yang merusak system kekebalan tubuh, terutama pada para homoseks.
Semantara itu HIV ditemukan oleh Dr.lun Montagnier dkk dari institute Paseur Parancis dan mereka berhasil menisolasi virus penyebab AIDS. Kemudian pada bulan juli 1994 Dr. Robert Galoo dari lembaga kanker Nasional Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang pasien penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III dan virus ini terus berkembang dengan nama HIV. Kemudian ilmuan lainnya, J.Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS related virus yang disingkat ARV. Akhir Mei 1986 Komisi Taksonomi Internasional sepakat menyebut nama virus ini AIDS ini dengan HIV. Istilah HIV/AIDS sering bersama tetapi berpisah karena orang Yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS, hanya saja lama kelamaan system kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah sehingga semua penyakit dapat masuk kedalam tubuh dan orang dalam fase ini artinya sudah masuk dalam kategori menderita AIDS


B. PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas sesuler dan menunjukkan gambaran penyakit yang kronis. Penurunan imunitas biasanya diikuti adanya peningkatan resiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta penyakit keganasan ( depkes RI, 2003 ). Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun, dan hampir 100% pasien HIV menunjukkan gejala AIDS setelah 13 tahun ( sudoyo, 2006 ).
Orang yang terinfeksi HIV seumur hidup akan tetap terinfeksi. Sebagian pasien memperlihatkan gejalah tidak khas infeksi seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk pada tiga sampai enam minggu setelah infeksi ( sudoyo, 2006 ). Kondisi ini dikenal dengan infeksi primer.
Selama infeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ pada nodus limfa dan timus selama waktu tersebut, yang membuat individu yang terinfeksi HIV akan mungkin terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan timus untuk memproduksi limfosit T. Tes antibodi HIV menggunakan ensym linked imunoabsorbent assay( ELISA ) yang akan menunjukkan hasil positif ( Calles, N.R, 2000 ). Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik ( tanpa gejala ) masa tanpa gejala ini bisa berlangsung selama 8 – 10 tahun. Tetapi ada sekelompok orang yang perjalanan penyakitnya sangat cepat, hanya sekitar 2 tahun, dan ada pula yang perjalanannya sangat lambat. Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, ODHA mulai menampakkan gejala akibat infeksi oportunistik ( penurunan berat badan, demam lama, pembesaran kelenjar getah bening, diare, tuberkulosis, infeksi jamur, herpes, dan lain - lain. ( sudoyo,2006 ). Pada fase ini disebut dengan imunodefisiensi, dalam serum pasien yang terinfeksi HIV ditemukan adanya faktor supresif berupa antibodi terhadap proliferasi sel T.




Pembagian stadium :

1. Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara satu sampai tiga bulan, bahka ada yang dapat berlangsung sampai enam bulan .
2. Stadium kedua : asimptomatik ( tanpa gejala )
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala – gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rerata selama 5 sampai 10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ketiga : pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( persistent generalized lymphadenopathy ), tidak hanya muncul pada satu tempat saja, dan berlangsung lebih satu bulan.
4. Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam – macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi sekunder.


C. ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Ada dua tipe HIV yang dapat menyebabkan AIDS : HIV – 1 dan HIV – 2. HIV – 1 bermutasi lebih cepat dan lebih mematikan karena replikasi lebih cepat. Berbagai macam subtipe dari HIV – 1 telah ditemukan dalm area geografis yang spesifik dan kelompok spesifik risiko tinggi.
Sel yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek, hal ini berarti HIV secara terus – menerus menggunakan sel baru untuk mereplikasi diri, sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang – kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase :

a. Proses Masuknya HIV ke dalam Sel
HIV hanya dapat bereplikasi di dalam sel tubuh manusia. Proses ini diawali saat
partikel virus bertemu dengan sel yang memiliki protein spesifik yang dinamakan
CD4. CD4 merupakan reseptor protein yang terdapat di permukaan sel T Helper.
Selaput luar virus HIV kemudian menempel pada reseptor CD4 dengan bantuan
chemokine coreceptor (CCR5) lalu kedua membran tersebut (selaput luar virus
HIV dan membrane sel T Helper) mengalami fusi. Bergabungnya kedua membran
ini mengakibatkan partikel inti virus masuk ke dalam sel T Helper. Selaput virus
HIV yang telah kosong tetap berada di luar permukaan sel T Helper.

b. Reverse Trancription dan Integrasi
Virus memiliki matriks dan kapsid yang meluruh setelah berada di dalam sel T Helper. Setelah meluruh, tinggallah RNA virus dan beberapa enzim yang dibutuhkan dalam proses replikasi selanjutnya. RNA ini kemudian membentuk rantai tunggal DNA dengan bantuan nukleotida sel T Helper oleh enzim reverse trancriptase. Rantai tunggal DNA ini kemudian mengalami proses reverse transcribe menjadi rantai ganda DNA di dalam sel T Helper. Setelah terbentuk rantai ganda DNA, enzim integrase virus mengikat kedua ujung rantai ganda DNA dan membawa partikel ini ke dalam inti nukleus sel T Helper. Di dalam inti sel T helper, enzim integrase kemudian memotong kromosom sel inang dan memasukkan partikel virus ke dalam rangkaian kromosom sel T Helper. Hal ini lah yang mengakibatkan infeksi HIV merupakan suatu penyakit kronis karena partikel virus HIV benar-benar masuk ke dalam rangkaian kromosom sel pada tubuh manusia.
c. Budding dan Maturasi
RNA polymerase lalu datang untuk membentuk RNA messenger. RNA messenger ini kemudian mengkode protein virus HIV lain di ribosom pada permukaan retikulum endoplasma dan membentuk partikel virus lain seperti selaput virus, dll. Rantai messenger RNA yang telah terbentuk tadi merupakan suatu komponen material genetik virus HIV yang lengkap.
Partikel virus baru ini kemudian berpindah ke permukaan sel T helper menunggu protein virus lainnya sebelum memisahkan diri dari sel T helper. Setelah komponen partikel virus lengkap lalu virus baru berpisah dari sel inang. Proses ini dinamakan budding.
Virus yang telah terlepas ini belum matur. Partikel virus yang terbentuk seringkali masih dalam bentuk rantai yang panjang dan belum bisa berfungsi dengan baik. Enzim protease kemudian memotong rangkaian rantai multiprotein ini menjadi beberapa rangkaian rantai protein yang matur. Setelah proses ini selesai, maka terbentuklah suatu virus HIV baru yang matur yang dapat menginfeksi sel T helper lainnya.
Proses siklus hidup virus HIV ini berlangsung terus menerus. Semakin lama semakin banyak sel T helper yang terinfeksi dan rusak dan semakin sedikit pula sel T helper yang baik. Semakin sedikit sel T helper, dan semakin tingginya partikel virus HIV di dalam tubuh, maka semakin banyak pula gejala-gejala infeksi dan keganasan yang muncul pada individu tersebut. Pada saat jumlah sel CD4+ individu di bawah 200 sel/mm3, maka dikatakan individu tersebut menderita AIDS dan sangat membutuhkan obat antiretroviral segera.

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS sulit diidentifikasi karena symptomasi yang ditunjukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai Penderita penyakit lain, namun secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Rasa lelah dan lesu
b. Berat badan menurun secara drastis
c. Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
d. Mencret dan kurang nafsu makan
e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f. Pembengkakan leher dan lipatan paha
g. Radang paru
h. Kanker kulit
i. Batuk menetap > satu bulan






Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain tumor dan infeksi oportunistik :
a. Manifestasi tumor diantaranya;
1) Sarkoma kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi
kejadiannya 36-50% biasanya terjadi pada kelompok homoseksual, dan jarang
terjadi pada heteroseksual serta jarang menjadi sebab kematian primer.
2) Limfoma ganas ; terjadi setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan
bertahan kurang lebih 1 tahun.

b. Manifestasi Oportunistik diantaranya
1) Manifestasi pada Paru
a) Pneumonia Pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru
PCP dengan gejala sesak nafas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan
demam.
b) Cytomegalo Virus (CMV)
Pada manusia virus ini 50% hidup sebagai komensial pada paru-paru tetapi
dapat menyebabkan pneumocystis. CMV merupakan penyebab kematian
pada 30% penderita AIDS.
c) Mycobacterium Avilum
Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan sulit
disembuhkan.
d) Mycobacterium Tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar
ke organ lain diluar paru.

2) Manifestasi pada Gastrointestinal
Tidak ada nafsu makan, diare khronis, berat badan turun lebih 10% per bulan.


Penularan HIV/AIDS, yaitu :
Virus HIV menular melalui enam carah penularan :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS.
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina dan darah yang mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapa dalam cairan tersebut masuk kealiran darah ( PELKESI, 1995 ). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual ( syaiful,2000 ).

2. Ibu pada bayinya.
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan ( in utero ). Berdasarkan laporan CDC America, prevalensi penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01 % sampai 0,7 %. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20 % sampai 35 %, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50 %
( PELKESI,1995 ). Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfusi fetomaternal atau ontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan ( lily V, 2004 ). Semakin lama proses melahirkan, semakin besar resiko penularan. Oleh karena itu, lama persalinan bisa di persingkat dengan operasi sectio caesaria ( HIS dan STB, 2000 ). Resiko lain terjadi selama periode post partum melalui ASI. Resiko bayi tertular melalui ASI dari ibu yang positif sekitar 10 % ( lily V, 2004 ).

3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan alat- alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI, 1995).

5. Alat- alat untuk menoreh kulit.
Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.

6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan difasilitas kesehatan, maupun yang digunakan oleh pengguna narkoba sangat berpontensi menularkan HIV.

HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan di pipi, berjabat tangan, tinggal serumah dengan penderita, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang lain.


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.
b. WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
c. PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan untuk :
~ Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekebalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya sendiri).
~ Menetapakan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok
berisiko tinggi.
~ Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.
~ Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah
untuk HIV-2.


F. KOMPLIKASI
1. Oral Lesi.
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.





2. Neurologik.
a. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV).

3. Gastrointestinal.
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.

4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek ,batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, dan gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
• Pandangan: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
•Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
dengan efek nyeri.


G. PENATALAKSANAAN.
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
1. Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan
yang tidak terinfeksi.
2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir
yang tidak terlindungi.
3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status
Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
4. Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.
5. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.

2. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3

3. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a. Didanosine
b. Ribavirin
c. Diedoxycytidine
d. Recombinant CD 4 dapat larut

4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
a. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
b. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).



























ASKEP PASIEN TERINFEKSI HIV/AIDS

A. Pengkajian dan masalah keperawatan.
Perjalanan pasien dari tahap terinfeksi sampai dengan tahap AIDS sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler. Penurunan imunitas biasanya diikuti dengan adanya peningkatan resiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta penyakit keganasan.




Masalah fisik
Masalah psikis
Masalah sosial Masalah
ketergantungan

1. Sistem pernapasan : dispnea,TBC,dan pneumonia.
2. Sistem pencernaan : Nausea-Vomiting, diare, dysphagia, BB turun 10%/bln.
3. Sistem persarafan : letargi, nyeri sendi, dan encepalopathy.
4. Sistem integumen : edema yang disebabkan kaposis sarcoma, lesi di kulit atau mukosa dan alergi.
5. Lain-lain : demam dan resiko menularkan.
1. Integritas ego : perasaan tidak berdaya/putus asa.
2. Faktor stres : baru/lama.
3. Respons psikologis : menyangkal, marah, cemas dan mudah tersinggung.
1. Perasaan minde dan tidak berguna di masyarakat.
2. Interaksi sosial : perasaan terisolasi/ditolak.
1. perasaan membutuhkan pertolongan orang lain.



B. Diagnosis keperawatan pada pasien HIV/AIDS.

Pada pasien dengan HIV/AIDS, bisa ditemuan beberapa diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif, antara lain :
1. Risiko komplikasi/infeksi sekunder.
2. Wasting syndrome, sarkoma kaposi dan limfoma.
3. Meningitis, infeksi oportunistik ( misalnya : kandidiasis, sitomegalovirus, herpes, pneumocytis carinii pneumonia ).

Berdasarkan NANDA, diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien HIV/AIDS antara lain :

1. Intoleransi aktivitas b/d kelelahan, efek samping obat, demam, malnutrisi.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d infeksi respirasi, keganasan paru dan pneumotoraks.
3. Kecemasan b/d prognosis yang tidak jelas, persepsi tentang efek penyakit.
4. Gangguan gambaran diri b/d penyakit kronis, alopesia, penurunan berat badan dan gangguan seksual.
5. Konfusi ( akut/kronis ) b/d infeksi susunan saraf pusat, infeksi sitomegalovirus, limfoma dan perkembangan HIV.
6. Diare b/d pengobatan, diet, dan infeksi.
7. Kurangnya aktivitas pengalihan b/d lamanya pengobatan medis di rumah sakit, bed rest yang lama.
8. Kelelahan b/d proses penyakit serta kebutuhan psikologis dan emosional yang sangat banyak.
9. Takut b/d ketidakberdayaan , ancaman kesejahteraan diri sendiri.
10. Volume cairan berkurang b/d asupan cairan yang tidak adekuat.
11. Risiko infeksi b/d imunodefisiensi seluler.
12. Risiko injuri b/d kelelahan, kelemahan, perubahan kognitif, ensefalopati, dan perubahan neuromuskular.
13. Nyeri akut b/d perkembangan penyakit, efek samping pengobatan, odem limfe, sakt kepala danmialgia parah.
14. Harga diri rendah b/d penyakit kronis dan krisis situasional.
15. Kerusakan integritas kulit b/d kehilangan otot dan jaringan sekunder.
16. Perubahan pola tidur b/d nyeri, berkeringat di malam hari, depresi.
17. Isolasi sosial b/d ketakutan orang lain terhadap penyebaran infeksi.

C. Intervensi keperawatan pada pasien HIV/AIDS.

Ada dua hal penting yang harus diperhatikan perawat, yaitu :
1. Memfasilitasi strategi koping :
 Fasilitasi sumber penggunaan potensi diri agar terjadi respon penerimaan sesuai tahapan dari KUBLER-ROSS.
 Tekik kognitif, dapat berupa upaya untuk membantu penyelesaian masalah, memberikan harapan yang realistis dan mengingatkan pasien agar pandai mengambil hikmah.
 Teknik perilaku, dilakukan dengan carah mengajarkan perilaku yang mendukung kesembuhan, seperti kontrol dan minum obat teratur, konsumsi nutrisi seimbang, istirahat dak aktivitas teratur dan menghindari konsumsi atau tindakan yang dapat menambah parah sakit.

2. Dukungan sosial :
 Dukungan emosional, agar pasien merasa nyaman, dihargai, dicintai dan diperhatikan.
 Dukungan informasi, untuk meningkatka pengetahuan dan penerimaan pasien terhadap sakitnya.
 Dukungan material, untuk bantuan atau kemudahan akses dalam pelayanan kesehatan pasien.


Aspek perawatan fisik, meliputih :

a. Universal precautions
Penerapan universal precautions oleh perawat, keluarga dan pasien sendiri sangat penting hal ini di tujukan untuk mencegah terjadinya penularan HIV. Prinsip-prinsipnya ;
 Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh.
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
 Dekontaminasi cairan tubuh pasien
 Sterilisasi semua alat kedokteran yang di pakai



b. Pemberian ARV ( antiretroviral )
Penggunaan ARV kombinasi lebih efektif karena mempunyai khasiat ARV yang lebih tinggi dan menurunkan viral load lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan satu obat saja.
c. Pemberian Nutrisi.
Pasien dengan HIV/AIDS sangat membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang lebih banyak dari yang biasanya. Sebagian ODHA akan mengalami defisiensi vitamin sehingga memerlukan makanan tambahan.

d. Aktivitas dan istirahat.
Oahraga yang dilakukan dengan teratur menghasilkan perubahan pada jaringan, sel, dan protein pada sistem imun.


Aspek psikologis, meliputih :

a. Membantu pasien mengidentifikasi masalah dan seberapa jauh dia dapat mengontrol diri.
b. Meningkatkan perilaku menyelesaikan masalah.
c. Membantu meningkatkan rasa percaya diri, bahwa pasien akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
d. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan terhadap dirinya.
e. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi dan lingkungan yang dapat meningkatkan kontrol diri : keyakinan, agama.


Aspek sosial, meliputih :

a. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
b. Menegaskan tentang pentingnya pasien bagi orang lain.
c. Mendorong agar pasien mengungkapkan perasaan negatif.
d. Memberi umpak balik terhadap perilakunya.
e. Memberi rasa percaya dan keyakinan.
f. Memberi informasi yang di perluhkan.
g. Berperan sebagai advokat.
h. Memberi dukungan : moral, material ( khususnya keluarga ), dan spiritual.

Rabu, 26 Maret 2014

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN




Oleh
Apri Nur Makhfuri : KP.13.00928
Prodi S1 Keperawatan
STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2013-2014



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ……………………………………………...
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………...
1.3 Manfaat Penulisan…………………………………………..
1.4 Metode Penulisan …………………………………………..
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………………..
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia ……………………..
2.2 Fungsi Sistem Pernapasan …………………………………...
2.3 Saluran Penghantar Udara …………………………………...
2.4 Mekanisme Pernapasan ……………………………………...
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan ………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system organ yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan fungsinya, diantaranya pada sistem pernapasan. Fungsi pernapasan akan bekerja sama dengan sistem transportasi agar proses metabolisme pada tubuh dapat berjalan dengan baik. System respirasi atau pernapasan merupakan salah satu study terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia.
Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan hewan (seperti; insekta, ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem pernapasan pada manusia terjadi melalui saluran penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh, dimana masing-masing alat pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk, organ serta fungsinya, sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana proses dari sistem pernapasan tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ini, yaitu:
1.2.1 Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan.
1.2.2 Untuk mengetahui fungsi dari sistem pernapasan.
1.2.3 Untuk mengetahui struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan atau saluran penghantar udara pada manusia.
1.2.4 Untuk mengetahui mekanisme daripada sistem pernapasan pada manusia.

1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini, yaitu:
1.3.1 Sebagai bahan pengetahuan untuk dikembangkan lebih jauh lagi.
1.3.2 Dengan mengetahui struktur organ daripada alat-alat pernapasan pada manusia beserta fungsi dari system pernapasan, maka setidaknya dapat mempermudah dalam pembelajaran.
1.3.3 Menambah wawasan dan pengetahuan Penulis.
1.3.4 Menambah daya kritis terhadap Penulis.

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang Penulis gunakan untuk menyusun Makalah ini yaitu:
1.4.1 Studi Pustaka atau metode Literatur, yaitu mempelajari buky-buku acuan yang mendapat informasi teoritis dan relavan serta mencari dengan berbagai sumber.
1.4.2 Dunia Maya atau Internet, yaitu mencari informasi melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi.

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
2.2 Fungsi Sistem Pernapasan
2.3 Saluran Penghantar Udara
2.4 Mekanisme Pernapasan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
2.1.1 Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2.1.2 Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.

2.2 Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
Meskipun fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
• Tempat menghasilkan suara.
• Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya)
• Tertawa.
• Menangis.
• Bersin.
• Batuk.
• Homeostatis (pH darah)
• Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).

2.3 Saluran Penghantar Udara
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.

Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:
2.3.1 Rongga Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.

Terdadapat 3 fungsi rongga hidung :

v Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.
v Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan bau.
v Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.

Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu:
• Konka nasalis superior,
• Konka nasalis medius,
• Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

2.3.2 Faring (Rongga tekak)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak.


Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
• Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
• Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

2.3.3 Larings (Kotak suara)
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup, menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings. Sumber utama suara manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalah suara bas berat sampai 1700 Hz untuk soprano tinggi). Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada pria menghasilkan suara lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian hasil akhir suara ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.

2.3.4 Trakea (Batang tenggorok)
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.

2.3.5 Bronkus dan Percabangannya
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

2.3.6 Paru-paru
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki :
• Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
• Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
• Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
• Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
a. Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena bronchial.
b. Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.

2.3.6.1 Pembuluh darah dan persarafan
Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui n.phrenicus dan n.spinal thoraxic. Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma, sementara n.spinal thoraxic mempersyarafi intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut syaraf simpatis dan para simpatis.
Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda. Darah yang miskin oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis. Selain system arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki dan jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas) melibatkan otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal. Selain ini ada otot-otot pernapasan tambahan eperti otot-otot perut.

2.3.6.2 Jumlah udara dalam paru
Kejadian ventilasi pulmoner dapat dijelaskan dengan membagi udara paru dalam empat volume kapasitas. Alat yang dipakai mengukur ini adalah respirometer.

2.4 Mekanisme Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Pernapasan yang dilakukan menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam membran alveoli. Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga torax.
2.4.1 Inspirasi
inspirasi terjadi karena adanya kontraksi otot dan mengeluarkan energi maka inspirasi merupakan proses aktif. Agar udara dapat mengalir masuk ke paru-paru, tekanan di dalam paruharus lebih rendah dari tekanan atmosfer. Tekanan yang rendah ini ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot pernapasan yaitu diafragma dan m.intercosta. kontraksi ini menimbulkan pengembangan paru, meningkatnya volume intrapulmoner. Peningkatan volume intrapulmoner menyebabkan tekanan intrapulmoner (tekanan di dalam alveoli) dan jalan nafas pada paru menjadi lebih kecil dari tekanan atmosfer sekitar 2 mmHg atau sekitar ¼ dari 1% tekanan atmosfer, disebabkan tekanan negative ini udara dari luar tubuh dapat bergerak masuk ke dalam paru-paru sampai tekanan intrapulmonal seimbang kembali dengan tekanan atmosfer.
2.4.2 Ekspirasi
Seperti halnya inspirasi, ekspirasi terjadi disebabkan oleh perubahan tekanan di dalam paru. Pada saat diafragma dan m. intercostalis eksterna relaksasi, volume rongga thorax menjadi menurun. Penurunan volume rongga thorax ini menyebabkan tekanan intrapulmoner menjadi meningkat sekitar 2 mmHg diatas tekanan atmosfer (tekanan atmosfer 760 mmHg pada permukaan laut). Udara keluar meninggalkan paru-paru sampai tekanan di dalam paru kembali seimbang dengan tekanan atmosfer.
Ekspirasi merupakan proses yang pasif, dimana di hasilkan akibat relaksasinya otot-otot yang berkontraksi selama inspirasi. Ekspirasi yang kuat dapat terjadi karena kontraksi yang kuat/aktif dari m.intercostalis interna dan m. abdominalis. Kontraksi m. abdominalis mengkompresi abdomen dan mendorong isi abdomen mendesak diafragma ke atas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari tinjauan teoritis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
3.1.1 Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas pernapasan Eksternal (luar) dan internal (dalam). Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.
3.1.2 Sistem pernapasan memiliki fungsi:
• Fungsi utama yaitu untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
• Fungsi tambahan yaitu sebagai tempat menghasilkan suara, Meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya), Tertawa., Menangis, Bersin, Batuk, Homeostatis (pH darah), dan Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).
3.1.3 Sistem pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
3.1.4 Pernapasan yang dilakukan menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam membran alveoli. Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga thorax.

LAMPIRAN





DAFTAR PUSTAKA

Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
C. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact.

Kamis, 13 Maret 2014

MAKALAH ETIKA DAN BUDAYA

MAKALAH ETIKA DAN BUDAYA
ANAK SUKA NONGKRONG, HARUSKAH DIBIARKAN?





NAMA:APRI NURMAKHFURI
NIM: KP.13.00928

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2013/2014
I. Uraian Masalah
Nongkrong adalah suatu kegiatan yang dilakukan sendiri atau beramai-ramai dengan cara duduk santai di suatu tempat yang ramai (biasanya). Isi dari nongkrong itu hanya ngobrol, ketawa-tawa dang ngeceng (ngeliat-liat cewek atau cowok) dan pengamatan (entah pengamatan apapun itu).
Nongkrong adalah suatu kegiatan yang hanya menghabiskan waktu saja. Nongkrong bagi kebanyakan orang adalah suatu kegiatan yang hanya membuang waktu saja dan tidak berguna. Tetapi sebagian dari mereka ada yang berpendapat bahwa masih ada hal yang lebih berguna yang bisa kita lakukan selain nongkrong. Kebiasaan nongkrong bisa dikatakan kebiasaan yang baik dan bisa juga dikatakan kebiasaan yang buruk juga tergantung kitanya mau ikut yang buruk atau yang baik.
Sebenarnya semua orang mempunyai cara pandang yang berbeda pada masing–masing orang untuk melihat suatu kejadian. Tetapi tidak semua kegiatan nongkrong itu semuanya negatif dan tidak semua kegiatan nongkrong itu selamanya buang-buang waktu. Isi dari nongkrong adalah ngobrol, ketawa-tawa, ngeceng dan pengamatan pada orang yang lewat di depan mereka.
1. Ngobrol
Dari ngobrol itu sendiri kita ambil sisi positifnya adalah kita bisa menjaga tali persahabatan atau pertemanan, saling bertukar informasi, saling mengerti satu sama lainnya, mendengarkan dan mengungkapkan keluh kesah (curhat).
2. Ketawa-tawa
Jelas banget ketawa sangat penting karena sangat berguna bagi manusia. Contohnya: melemaskan otot-otot, melancarkan aliran darah, meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
3. Ngeceng
Dimana kita bisa sekedar melihat-lihat lawan jenis dengan maksud berkenalan dan menambah teman. Kita juga bisa mengenal orang lain karena semakin banyak kita mengenal orang lain, kita bisa mengenal karakteristik orang lain yang berbeda-beda .
4. Pengamatan
Pengamatan adalah pengawasan terhadap perbuatan, kegiatan, keadaan orang lain. Tetapi kebanyakan dari anak nongkrong hanya melakukan pengamatan pada sesuatu yang bagi mereka bagus. Contohnya: cowok atau cewek yang lewat. Tanpa kita sadari, kita dapat mendiskripsikan orang tersebut dan dapat mengetahui sedikit karakteristik pada orang yang lewat itu.
II. Analisis Kasus
1. Mengapa terjadi anak-anak suka nongkrong?
a. Ada yang bilang kalau nongkrong itu tujuannya untuk melepas lelah sambil memperbincangkan banyak hal
b. Nongkrong menjadi salah satu sarana untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya
c. Kurangnya perhatian dari keluarganya jadi seringnya anak nongkrong
d. Rasa ingin tahunya anak-anak akan pergaulan bebas
e. Banyak anak-anak yang ingin menambah pergaulan biar tidak kurang pergaulan
2. Bagaimana menyelesaikan masalah tersebut?
a. Orang tua lebih perhatian sama anak-anaknya
b. Dari kecil, anak-anak dibiasakan untuk belajar akan kedisiplinan
c. Memperbanyak kegiatan yang positif dan membutuhkan waktu
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya kejadian serupa?
a. Orang tua lebih mengarahkan anak-anaknya ke hal-hal yang positif
b. Pihak berwajib melakukan penertiban/razia pada jam-jam sekolah ataupun pada saat jam-jam malam
III. Kesimpulan
Setiap hal-hal yang kita kerjakan tidak pernah ada yang sia-sia, selalu saja ada hal yang bisa kita ambil dari kegiatan nongkrong itu sendiri tetapi jangan setiap jam juga kita nongkrong. Nongkronglah dengan bijak, nongkrong di toko buku mungkin selain kita bisa baca-baca buku kita bisa menambah ilmu pengetahuan.

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON


TEORI PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON
“Man the un-known” (manusia adalah makhluk yang misteri) demikian di ungkapkan oleh Alexis Carel ketika menggambarkan ketidaktuntasan pencarian hakikat manusia oleh para ahli. Banyak ikhtiar akademis yang dilakukan oleh para ahli saat ingin memapar siapa sesungguhnya dirinya. Ilmu-ilmu seperti filsafat, ekonomi, sosiologi, antropologi juga psikologi dan beberapa ilmu lainnya adalah ilmu yang membahas tentang manusia dengan perspektif masing-masing.
Erik Erikson adalah salah satu diantara para ahli yang melakukan ikhtiar itu. Dari perspektif psikologi, ia menguraikan manusia dari sudut perkembangannya sejak dari masa 0 tahun hingga usia lanjut. Erikson beraliran psikoanalisa dan pengembang teori Freud. Kelebihan yang dapat kita temukan dari Erikson adalah bahwa ia mengurai seluruh siklus hidup manusia, tidak seperti Freud yang hanya sampai pada masa remaja. Termasuk disini adalah bahwa Erikson memasukkan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan tahapan manusia, tidak hanya sekedar faktor libidinal sexual.
A. Tentang Erik Erikson (1902-1994)
Erik Erikson lahir di Franfrurt Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902 adalah ahli analisa jiwa dari Amerika, yang membuat kontribusi-kontribusi utama dalam pekerjaannya di bidang psikologi pada pengembangan anak dan pada krisis identitas. Ayahnya (Danish) telah meninggal dunia sebelum ia lahir. Hingga akhirnya saat remaja, ibunya (yang seorang Yahudi) menikah lagi dengan psikiater yang bernama Dr. Theodor Homberger.
Erikson kecil bukanlah siswa pandai, karena ia adalah seorang yang tidak menyenangii atmosfer sekolah yang formal. Ia oleh orang tua dan teman-temannya dikenal sebagai seorang pengembara hingga ia pun tidak sempat menyelesaikan program diploma. Tetapi perjalanan Erikson ke beberapa negara dan perjumpaannya dengan beberapa penggiat ilmu menjadikannya seorang ilmuwan sekaligus seniman yang diperhitungkan. Pertama ia berjumpa dengan ahli analisa jiwa dari Austria yaitu Anna Freud. Dengan dorongannya, ia mulai mempelajari ilmu tersebut di Vienna Psychoanalytic Institute, kemudian ia mengkhususkan diri dalam psikoanalisa anak. Terakhir pada tahun 1960 ia dianugerahi gelar profesor dari Universitas Harvard.
Setelah menghabiskan waktu dalam perjalanan panjangnya di Eropa Pada tahun 1933 ia kemudian berpindah ke USA dan kemudian ditawari untuk mengajar di Harvad Medical School. Selain itu ia memiliki pratek mandiri tentang psiko analisis anak. Terakhir, ia menjadi pengajar pada Universitas California di Berkeley, Yale, San Francisco Psychoanalytic Institute, Austen Riggs Center, dan Center for Advanced Studies of Behavioral Sciences.
Selama periode ini Erikson menjadi tertarik akan pengaruh masyarakat dan kultur terhadap perkembangan anak. Ia belajar dari kelompok anak-anak Amerika asli untuk membantu merumuskan teori-teorinya. Berdasarkan studinya ini, membuka peluang baginya untuk menghubungkan pertumbuhan kepribadian yang berkenaan dengan orangtua dan nilai kemasyarakatan.
Keinginannya untuk meneliti perkembangan hidup manusia berdasarkan pada pengalamannya ketika di sekolah. Saat itu anak-anak lain menyebutnya Nordic karena ia tinggi, pirang, dan bermata biru. Di sekolah grammar ia ditolak karena berlatar belakang Yahudi.
Buku pertamanya adalah Childhood dan Society (1950), yang menjadi salah satu buku klasik di dalam bidang ini. Saat ia melanjut pekerjaan klinisnya dengan anak-anak muda, Erikson mengembangkan konsep krisis perasaan dan identitas sebagai suatu konflik yang tak bisa diacuhkan pada masa remaja. Buku-buku karyanya antara lain yaitu: Young Man Luther (1958), Insight and Responsibility (1964), Identity (1968), Gandhi's Truth(1969): yang menang pada Pulitzer Prize and a National Book Award dan Vital Involvement in Old Age (1986).
B. Tahap Perkembangan Hidup Manusia
Apakah perkembangan psikososial itu?
Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Ericson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu akan tampil dengan perasaan tidak selaras.
Dalam setiap tingkat, Erikson percaya setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi kegagalan.
Tahap 1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
• Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan
• Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
• Oleh karena bayi sangat bergantung, perkembangan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.
• Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh. Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.
Tahap 2. Otonomi (Autonomy) VS malu dan ragu-ragu (shame and doubt)
• Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun
• Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi selama masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
• Seperti Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan Erikson cukup berbeda dari Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian.
• Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
• Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
Tahap 3. Inisiatif (Initiative) vs rasa bersalah (Guilt)
• Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.
• Selama masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut perilaku aktif dan bertujuan.
• Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
• Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas.
• Erikson yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
Tahap 4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
• Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
• Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.
• Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.
• Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
• Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan pengalaman-pengalaman baru.
• Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
• Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri,perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.
• Erikson yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak.
Tahap 5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
• Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
• Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.
• Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).
• Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa –pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus.
• Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.
• Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela.
• Namun bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.
• Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
Tahap 6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)
• Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
• Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain.
• Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
• Erikson percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi.
• Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
Tahap 7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan)
• Terjadi selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun).
• Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga.
• Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas.
• Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.
Tahap 8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
• Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun)
• Selama fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
• Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.
• Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa
• Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami.
• Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
C. Perbandingan Sigmudn Freud
Erikson adalah pengembang teori Freud dan mendasarkan kunstruk teori psikososialnya dari psiko-analisas Freud. Kalau Freud memapar teori perkembangan manusia hanya sampai masa remaja, maka para penganut teori psiko-analisa (freudian) akan menemukan kelengkapan penjelasan dari Erikson, walaupun demikian ada perbedaan antara psikosexual Freud dengan psikososial Erikson. Beberapa aspek perbedan tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Freud Erikson
Perenan/fungsi id dan ketidaksadaran sangat penting Peran/fungsi ego lebih ditonjolkan, yang berhubungan dengan tingkah laku yang nyata.
Hubungan segitiga antara anak, ibu dan ayah menjadi landasan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Hubungan-hubungan yang penting lebih luas, karena mengikutsertakan pribadi-pribadi lain yang ada dalam lingkungan hidup yang langsung pada anak. Hubungan antara anak dan orang tua melalui pola pengaturan bersama (mutual regulation).
Orientasi patologik, mistik karena berhubungan dengan berbagai hambatan pada struktur kepribadian dalam perkembangan kepribadian. Orientasinya optimistik, kerena kondisi-kondisi dari pengaruh lingkungan sosial yang ikut mempengaruhi perkembang kepribadian anak bisa diatur.
Timbulnya berbagai hambatan dalam kehidupan psikisnya karena konflik internal, antara id dan super ego. Konflik timbul antara ego dengan lingkungan sosial yang disebut: konflik sosial.
Daftar Pustaka
Jhon W. Santrock, Life-Span Development, University of Texas at Dallas, 1995
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Gunung Mulia, Jakarta, 1990
Sarlito W Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta, 2002
http://www.haveford.edu/psych/ddavis/p1099/erikson.stages.htm/.

ENTERPREUNER "MIE BASAH"

MAKALAH TUGAS ENTERPRENERER
PABRIK PEMBUATAN MIE




Oleh
Apri Nur Makhfuri : KP.13.00928
Prodi S1 Keperawatan
STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2013-2014






DAFTAR ISI:….

I.PABRIK PEMBUATAN MIE MIE AYAM ( MIE BASAH )……………
II.LATAR BELAKANG……………………………………............... (3)
IV.RANCANGAN OPRASIONAL……………………………………... (6)
V.STRATEGI PEMASARAN………………………………………..…. (7)
VI.RANCANGAN ANGGARAN………………………….……………. (8) 
II.LATAR BEDLAKANG PABRIK PEMBUATAN MIE

Mengunjungi Daerah cilacap pasti tak pernah lepas dari pemandanga tukang mie dan baso yang mengiringi setiap pinggir-pinggir jalan
Entah itu pedagang gerobakan sampai warung-warung makan
Tapi tanpa kita sadari bahan-bahan baku (mie) yang mereka gunakan di setiap warung/tukang mie tersebut selalu berbeda
Hanya sedikit dari skian banyak tukang mie yang menggunakan mie yang memang di khususkan menjadi bahan mie ayam
Dan lainya menggunakan mie kering (indomie) dan mie bakmie itu membuat hilangnya cirri khas mie di cilacap
Karena keterbatasan pengetahuan,modal dan kemampuan warga di daerah cilacap
sehingga sangat langka pabrik pembuatan mie mnggunakan alat yang lebih mudah membuat mie
mereka identik masih mnggunakan alat manual,seperti kayu bulat dan alat potong manual menggunakan mesin ontel yang sangat menguras tenaga dan memakan waktu yang tidak sedikit.
Dan tidak sedikit pula yang menggunakan mie kering yang bisa mengurangi untung mereka.
Hal itu mereka lakukan karena mereka ingin menghemat waktu dan tenaga,karena apa bila mereka membuat mie sendiri mereka terkuras banyak waktu dan tenaga untuk mencari bahan-bahan yang di butuhkan dan waktu/tenaga untuk membuat mie tersebut

Di sisi lain juga banyaknya lahan sawah yang di tanami pohon sagu dan bahan yang di gunakan untuk membuat terigu
Tapi mereka masih menjual dalam bentuk bahan mentah dan hanya sebagian yang membuatnya menjadi terigu/sagu kmudian mereka jual
Tanpa mereka sadari bahwa terigu kalau di olah bisa menghasilkan untung yang jauh lebih besar di banding menjualnya dalam bentuk terigu ataupun sagu

III.TUJUAN DAN MANFAAT

Memanfaatkan terigu dan sagu untuk mecapai nilai rupiah yang lebih tinggi dan memberikan ciri khas mie yang ada di cilacap
Meminimalisir warga yang terjangkit penyakit karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia
Mempermudah bagi seorang pedagang mie untuk mendapatkan mie yang berkualitas dan jelas asal-usulnya
Karena tidak jarang di jaman sekarang ini seorang pedagang mie menghalalkan segala cara untuk mengurangi/meminimalkan kerugian yang akan di terimanya
Dengan mencampurkan bahan formalin entah dalam bentuk apapun untuk menambah masa mie agar tidak cepat basi (khususnya mie basah)
Padahal bahan formalin contohnya borak itu akan fatal bila di konsumsi sebagai bahan pangan




VI.RANCANGAN OPRASIONAL

Modal : Rp.30.000.000.00
Mesin potong Rp 7.000.000.000
Mesin lempeng Rp.5.000.000,00
Mesin adonan rp.7.000.000,00
Bahan & asuransi untuk 2 minggu Rp.11.000.000,00
Bahan baku: terigu,Sagu,Alumunium sulfat,Soda
Aksh,Squan,Air, Garam, Penyedap rasa,
Alat yg di butuhkan: Plastik pembungkus,Mesin adonan,Mesin lempeng,Mesin potong, Tong/ember,Mesin press,Motor pengantar,pompa air,listrik
Tempat membuat
Karyawan : 4 orang
1 orang mengantar dan menerima pesanan (mengorder)
1 orang membuat adonan dan membantu membungkus
1 orang melempeng,mengepres dan membungkus
1 orang memotong,membuat mie menjadi gulungan
V.STRATEGI PEMASARAN

Dengan mendatangi pedagang-pedagang mie kemudian menjelaskan harga dan asal-usul mie tersebut dan memberikan mereka beberapa potong mie (sampel) secara gratis biar mereka tau kualitas mie kita yang alami,jauh dari bahan kimia dan harganya relative lebih murah di banding mie lain di sisi lain juga membuat mereka lebih praktis karena mie yang mereka pesan siap antar
Kemudian kita meninggalkan kartu nama yang dimana di kartu nama mencantumkan nomor kita yang bisa di hubungi setiap saat
Kalau Di toko-toko kita datangi toko tersebut khususnya pasar-pasar yang menjual belikan bahan pangan
Kita datangi toko tersebut dan menawarkan mereka untuk di titipi mie kita,untuk awal kita taruh dulu 5kg untuk mengetahui apakah mie kita laku atau tidak di pasar tersebut dan sebagai tolak ukur untuk pemilik toko berapa yang dia pesan,kemudian kita memberi nomor/kartu nama pada pemilik toko tersebut
Pelanggan yang telah memesan di beri batasan waktu order agar setelah batasan waktu order yang telah di tetapkan sudah habis kita bisa langsung produksi mie kita sesuai dengan orderan
VI.RANCANGAN ANGGARAN

PREDIKSI HASIL ORDERAN AWALAN PERHARI MIE DENGAN HARGA RP.8500,00/1KG MIE YANG BERISI 15 GULUNGAN

NO BAHAN BAKU HARGA BAHAN MENGHASILKAN HARGA JUAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 100kg terigu
Sewa tempat
Listrik
5kg sagu
100 mili squan
10 penyedap rasa
1 kg soda aksh
700 gram a.sulfat
4 karyawan
Bensin antar
Pulsa order
1 ons plastik Rp.250.000,00
Rp.15.000,00
Rp.50.000,00
Rp.20.000,00
Rp.2.500,00
Rp.2.500,00
Rp.100.000,00
Rp.75.000,00
Rp.200.000,00
Rp.30.000,00
Rp.10.000,00
Rp5.000,00 120 kg mie Rp.1.020.000,00
JULAH POTONGAN HARGA PENDAPATAN LABA/UNTUNG
Nilai rupiah yang di hasilkan per hari RP.760.000,00 RP.1.020.000,00 RP. 260.000,00

PENDIDIKAN KEJURUAN

Pendidikan Kejuruan: Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan Asumsi




Pengertian Pendidikan Kejuruan


Rupert Evans (1978): Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistem yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.

UUNo.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21: Pendidikan Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

United States Congress (1976) : Pendidikan Kejuruan adalah program pendidikan yang secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk pekerjaan tertentu atau untuk persiapan tambahan karier seseorang.

National Institute for Educational Research (NIER), Tokyo, Japan:
• Vocational Education : diartikan program pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pada level craftsman atau perusahaan pada level dasar. Hal ini merefresentasikan suatu tahapan dari skill pekerja.
• Technical Education : diartikan sebagai program pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pada level teknisi atau sub-profesional, yang biasanya tingkatannya berada satu level di atas craftsman akan tetapi levelnya berada di bawah profesional.
Good,1959 : Pendidikan kejuruan merupakan suatu program yang berada dibawah pendidikan tinggi yang diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja.

Harris. 1960: “ Vocational education is education for work any kind of work which individual finds congenial and for which society has need. Vocational education in specialized education as distinguished from general education”.

American Vocational Association . 1960: “ Vocational education as education designed to develop skills, abilities, understandings, attitudes, workhabbits, and appreciation needed by worker to enter and make progress in employments on a useful and productive basic”.

Thomson. 1973: “Vocational education is any education that provides experiences, visual stimuli, affective awareness, cognitive information, or psychomotor skills, and that enhances the vocational development process of exploring, establishing, and maintaining one self in the world off work”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang didesain agar peserta didik siap untuk menjadi tenaga kerja pada level dan bidang tertentu.

Prinsip Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK)

Prinsip Penyelenggaraan PTK antara lain :

• PTK akan efektif jika lingkungan peserta didik dilatih seperti replica di lingkungan kerja.

Untuk menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaannya bengkel yang lengkap dengan alat dan bahannya akan memberikan pengalaman belajar yang hampir sama dengan di lapangan sehingga ketika peserta didik berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Untuk membuat suatu replica sesuai lingkungan kerja, maka diperlukan biaya yang besar sehingga kami yakin bahwa tidak semua sekolah kejuruan dapat melakukan hal tersebut karena masalah pendanaan. Oleh karena itu, kerjasama dengan industri sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Misalnya menerima peserta didik 1. praktek industri yaitu peserta didik melakukan kegiatan belajar di industri karena tidak tersedianya alat dan bahan di sekolah, 2. PSG yaitu pendidikan dual system yaitu peserta didik belajar di industri dan di sekolah, dan 3. Prakerin yaitu kegiatan belajar/praktek peserta didik yang murni dilakukan sepenuhnya di industri.

• PTK akan efektif Jika diberikan tugas dengan cara, alat dan tempat kerja seperti di dunia industri.

Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi peserta didik. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah.

• PTK efektif jika latihan dapat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir dengan benar.

Menurut Brooks&Broks , 2001 dalam john,2008 dalam dedy: 2010 bahwa dalam pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tertapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berfikir secara kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan fasilitator serta harus senantiasa memberi bimbingan motivasi kepada anak untuk selalu menjadi orang yang baik dalam hal ini mencakup tiga hal pokok yaitu, baik dalam pendidikan yaitu menguasai pengetahuan, keterampilan(skill), baik dalam kehidupan social yaitu senantiasa berfikir maju, jujur, berdisiplin tinggi, serta baik terhadap sang maha pencipta yaitu beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa sehingga segala sesuatu yang ia lakukan senantiasa berlandaskan pada etika dan dan agama yang akan memlahirkan sutu perbuatan/tindakan/ sikap yang baik dan benar.

• PTK akan efektif jika gurunya memiliki pengalaman dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada orasi kerja yang riil.

Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu hal yang fundamental untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan). Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya.

Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (mampu mendesain strategi pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah dan industry. Kemampuan Pedagogik bukan hanya suatu konsep yang diterapkan secara teoritis tetapi juga menggunakan dan mengembangkannya melalui pembelajaran yang dilakukan di bengkel/ lab. Sehingga para peserta didik tetap dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis pekerjaan. Sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industry yang nyata.

• PTK harus memperhatikan permintaan pasar

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri.

• PTK dilaksanakan dengan metode berbasis realitas (work based learning)

Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. WBL secara ekspresif menggabungkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik, WBL percaya bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam sistem ini peserta didik belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

• PTK akan efektif dengan administrasi dan pengelolaannya fleksibel dan berbasis kebutuhan

Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.

Jadi apabila program keahlian tertentu dibutuhkan oleh industri, maka perlu dibuka program keahlian baru dan jika lulusan dari program keahlian tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

• Membutuhkan biaya yang besar tetapi kalau tidak terpenuhi, sebaiknya tidak dipaksakan

Sebesar-besarnya anggaran yang ada tentu tidak dapat memenuhi semua perkembangan kebutuhan sarana prasarana SMK yang mengikuti pertumbuhan jumlah peserta didik SMKnya. untuk mempercepat penetrasi pemerataan ke setiap SMK yang muncul, perlu inovasi bagaimana dapat menciptakan sarana prasaran yang murah. Karena pemerintah belum sepenuhnya mampu memberikan fasilitas yang lengkap sesuai yang ada di dunia industri, maka kerjasama antara dunia industri dan dunia SMK menjadi salah satu jawaban, dimana terdapat sharing resources untuk beberapa keperluan yang selama ini berjalan masing2. Sehingga ada efisiensi biaya produksi dan pemasaran yang “cukup sangat signifikan sekali”.

Oleh karena itu harus ada kerjasama “seluas-luasnya, kepada semua institusi terkait, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk bersama-sama menciptakan perekonomian indonesia yang lebih baik, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat indonesia melalui Pengembangan Industri berbasis SMK. Hal ini dapat saling membantu antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.

• PTK akan efektif bila digunakan guru outsourcing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tertentu

Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Tenaga pendidik dan laboran di SMK harus benar – benar mempunyai keahlian baik teori maupun praktek serta selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan serta teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat. menggunakan guru outsourcing yang benar benar menguasai seluk beluk pekerjaan, alat, bahan dan lingkungan dunia industri akan memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik tentang apa yang akan mereka lakukan ketika sampai di industri sehingga peserta didik betul betul telah siap bekerjja. Hal ini akan memberikan penghematan terhadap industri karena dapat mengurangi biaya dan tenaga dalam melakukan training terhadap tenaga kerja baru.

Karakteristik Pendidikan Kejuruan

Adapun Karakteristik Pendidikan Kejuruan antara lain :

• Mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja.

Keunggulan industri suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, tenaga kerja yang berada di “front-line”. Karena itu, mutu tenaga kerja pada bagian ini harus ditingkatkan. Alasan pentingnya tenaga terampil yaitu: (a) Tenaga kerja terampil memegang peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi; (b) Tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara; (c) Tenaga kerja terampil merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global; (d) Penerapan teknologi agar berperan menjadi faktor keunggulan tergantung tenaga kerja terampil yang menguasai dan mampu mengaplikasikannya; (e) Orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara tersebut; (f) Semakin banyak warga suatu bangsa yang tidak terampil, maka semakin tinggi kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi Negara.
Struktur ketenaga kerjaan suatu Negara cendrung berbentuk piramida dimana kebutuhan tenaga kerja terampil tingkat menengah selalu lebih banyak. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berfungsi menghasilkan tenaga kerja terampil pada tingkat menengah.

• Didasarkan atas kebutuhan dunia kerja

Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia SMK yang diperkenalkan pada tahun 1993/1994 adalah pendidikan Link and Match, yaitu pendidikan SMK harus bersifat link and match dengan kebutuhan baik itu kebutuhan peserta didik maupun kebutuhan masyarakat dengan harapan akan tercipta kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Inti dari konsep link and match yaitu: (a) adanya keterkaitan antara program pendidikan yang diberikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat secara luas, dan (b) adanya kesesuaian atau kecocokan antara program dan produk pendidikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat (Djojonegoro, 1998, di dalam fajar hendro). Sehingga lulusan sekolah menengah kejuruan benar- benar dibutuhkan oleh dunia industri. Oleh karena itu pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan perkembangan dunia industri.

• Focus pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta memahami nilai- nilai

• Penilaian berbasis hand on / performa di dunia kerja

Pendidikan kejuruan yang senantiasa berorientasi ke dunia kerja dapat dilihat Kriteria keberhasilan lulusannya yaitu in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.

• Hubungan dengan dunia kerja adalah kunci PTK

Erat kaitannya dengan mahalnya penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan, dan tingginya tuntutan dan relevansi dengan dunia kerja/ industri, maka hubungan kerjasama antara dunia pendidikan dengan industri merupakan ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan kejuruan.
Sistem pendidikan di jerman, Bersama-sama antara Pemerintah dan Industri menyusun dan mendesain kerangka pendidikan kejuruan dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup pembiayaan dan pengembangan kurikulum dan implementasinya, serta bersama-sama melaksanakan assessment proses dan lulusan pendidikan kejuruan itu. Demikian juga dilakukan sebuah kesepakatan tentang sertifikasi kompetensi yang mencerminkan harapan kualitas lulusan dengan tuntutan kompetensi sesuai standar yang berlaku di Industri.

Chaloun dan finch dalam (tim pengembang pend FIP UPI) 2007: 387 “Vocational education is planed and conducted in close cooperation wwith business and industry”. Perwujudan hubungan timbal balik berupa kesediaan dunia kerja menampung peserta didik unrtuk mendapat kesempatan mendapatlkan pengalaman belajar di lapangan kerja/ industry, informasi kecenderungan ketenagakerjaan yang merupakan bahan untuk dijabarkan kedalam perencanaan dan implementasi program pendidikan dan bentuk kerjasama lainnya yang saling menguntungkan.
• Responsif dan antisispatif terhadap perkembangan teknologi
• Learning by doing and hands on by experience
• Fasilitas mutakhir dan up to date

Kebijakan dan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah merupakan arahan yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, sehingga pengembangan program keahlian di SMK dapat disesuaikan dengan tuntutan DUDI bukan berdasarkan minat sesaat dari peserta didik tanpa memperdulikan mutu dan kualitas lulusan SMK.

Pendidikan kejuruan mahal karena membutuhkan peralatan mutakhir dan up to date yang akan mendukung proses belajar peserta didik melalui praktik di sekolah.

Sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan / perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak mudah dilatih kembali atas kekurangannya. Betapa tidak, peralatan yang dipergunakan untuk praktek di sekolah merupakan peralatan yang sudah sangat tua dan kuno serta sudah tak digunakan lagi di industri. Sangat berbeda dengan peralatan yang canggih yang kini tersedia di industry, sehingga untuk mengoperasikan peralatan di industry, memerlukan pengetahuan dan teknik tersendiri yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Peralatan praktek yang sudah tua sudah semestinya diganti dengan peralatan baru yang sesuai perkembangan iptek dan perkembangan di dunia industri, tetapi untuk melakukan semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit. Contohnya Mesin offset untuk jurusan kegrafikaan, untuk mengganti mesin offset harus menyediakan uang hampir atau bahkan ratusan juta rupiah, itupun baru peralatan yang bekas.

• Biaya investasi dan operasional yang besar

Sekolah menengah kejuruan dibangun untuk mengnhasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja. Untuk itu, membutuhkan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan sekolah umum. Betapa tidak, sekolah smk harus menggunakan peralatan mutakhir yang mahal serta membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Sekolah menengah kejuruan yang tidak memperhatikan ha l tersebut akan tergilas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan dunia industri.

Hasil dari dunia pendidikan berupa lulusan SMK atau Politeknik yang memang dipersiapkan untuk segera memasuki dunia kerja masih jauh dari harapan. Ada beberapa sekolah kejuruan atau politeknik yang lulusannya langsung dapat masuk kepasar kerja. Mereka mempunyai peralatan latihan kerja yang memadai, biasanya merupakan proyek percontohan atau bekerjasama dengan industri tertentu. Sekolah kejuruan dan politeknik yang berjalan tanpa menyediakan peralatan latihan kerja yang memadai, akan ketinggalan teknologi dan lulusannnya masih harus dibekali dengan ketrampilan untuk dapat memenuhi standard industri.

Asumsi Penyelenggaraan PTK

Adapun Asumsi dalam penyelenggaraan PTK antara lain :

• PTK dapat mengembangkan tenaga kerja yang marketable.

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu. PTK yang merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing yang tinggi. Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di pasar industri, maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana praktikum yang memadai.

• PTK didesain untuk menguasai keterampilan dasar yang essensial untuk dapat berkompetensi di dunia industri.

Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah konsep belajar dan bekerja dimana pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja. Perusahaan bersedia bekerja sama dalam program PSG ini dikarenakan ada beberapa alasan dan keuntungan yaitu dengan memberikan training maka keberadaanya dinyatakan sebagai lembaga yang mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan yang dapat langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.

• Tidak ada dualisme antara Pendidikan kejuruan dan pendidikan umum

Dualisme pendidikan kejuruan adalah mengarahkan peserta didik dalam pencapaian kompetensi/ skill untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, dilain pihak menuntut peserta didik dapat menguasai pelajaran umum untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu yang pro kontra. ada yang menerima dengan baik tetapi tidak sedikit pula yang menentang. Dualisme pendidikan akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan ke pendidikan tinggi ataukah langsung terjun di dunia kerja. Konsekwensinya, penataan pendidikan di sekolah kejuruan seimbang antara antara pelajaran kejuruan dengan pelajaran umum. Dalam artian tujuan pendidikan kejuruan tibdaklah focus, Bahkan jam pelajaran umum cenderung lebih banyak dari jam pelajaran kejuruan. Hal ini dapat membuat orang berasumsi bahwa apa bedanya SMK dengan SMU yang dibekali dengan muatan local. Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan kejuruan lebih berfokus kepada pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya adalah memproduksi peserta didik siswi yang siap bekerja yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu.

Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

• PTK didesain berbasis masafe konomi oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi nasional

Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan/ life skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu memperoleh pekerjaan pada industry atau mendirikan usaha mandiri untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak oleh SMK merupakan investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa.

Herdi, 2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun 90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di China adalah adanya pengembangan Vocational School yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk2 yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung pemerintah dan industrinya.

• PTK seharusnya dievaluasi berdasarkan efisiensi ekonomi, relevansi dan kecepatan mendapatkan pekerjaan

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

Relevansi sekolah kejuruan adalah seberapa besar lulusannya dibutuhlkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Sekolah kejuruan harus benar – benar dievaluasi seberapa besar kontribusinya terhadap relevansi lulusan terhadap dunia kerjadan terhadap perkembangan ekonomi. Sekolah kejuruan yang sinergis dengan dunia industry dapat dilihat dengan lulusannya yang terserap di dunia industri dengan cepat sesuai dengan bidang keahliannya.

• PTK hendaknya diarahkan untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungannya

Untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungan/ daerah sendiri, Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya. Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.

• PTK di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula

Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.

• PTK adalah system pendidikan untuk menata system perekonomian nasional.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata mata sebagai factor produksi karena pembangumnan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga ne gara yang baik dan bertanggung jawab serta produktif.
Semakin tinggi kwalitas pendidikan dan pelatihan seseorang, akan semakin produktif orang tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar global.