Kamis, 13 Maret 2014

PENDIDIKAN KEJURUAN

Pendidikan Kejuruan: Pengertian, Prinsip, Karakteristik, dan Asumsi




Pengertian Pendidikan Kejuruan


Rupert Evans (1978): Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistem yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.

UUNo.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21: Pendidikan Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

United States Congress (1976) : Pendidikan Kejuruan adalah program pendidikan yang secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk pekerjaan tertentu atau untuk persiapan tambahan karier seseorang.

National Institute for Educational Research (NIER), Tokyo, Japan:
• Vocational Education : diartikan program pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pada level craftsman atau perusahaan pada level dasar. Hal ini merefresentasikan suatu tahapan dari skill pekerja.
• Technical Education : diartikan sebagai program pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pada level teknisi atau sub-profesional, yang biasanya tingkatannya berada satu level di atas craftsman akan tetapi levelnya berada di bawah profesional.
Good,1959 : Pendidikan kejuruan merupakan suatu program yang berada dibawah pendidikan tinggi yang diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja.

Harris. 1960: “ Vocational education is education for work any kind of work which individual finds congenial and for which society has need. Vocational education in specialized education as distinguished from general education”.

American Vocational Association . 1960: “ Vocational education as education designed to develop skills, abilities, understandings, attitudes, workhabbits, and appreciation needed by worker to enter and make progress in employments on a useful and productive basic”.

Thomson. 1973: “Vocational education is any education that provides experiences, visual stimuli, affective awareness, cognitive information, or psychomotor skills, and that enhances the vocational development process of exploring, establishing, and maintaining one self in the world off work”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang didesain agar peserta didik siap untuk menjadi tenaga kerja pada level dan bidang tertentu.

Prinsip Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK)

Prinsip Penyelenggaraan PTK antara lain :

• PTK akan efektif jika lingkungan peserta didik dilatih seperti replica di lingkungan kerja.

Untuk menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaannya bengkel yang lengkap dengan alat dan bahannya akan memberikan pengalaman belajar yang hampir sama dengan di lapangan sehingga ketika peserta didik berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Untuk membuat suatu replica sesuai lingkungan kerja, maka diperlukan biaya yang besar sehingga kami yakin bahwa tidak semua sekolah kejuruan dapat melakukan hal tersebut karena masalah pendanaan. Oleh karena itu, kerjasama dengan industri sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Misalnya menerima peserta didik 1. praktek industri yaitu peserta didik melakukan kegiatan belajar di industri karena tidak tersedianya alat dan bahan di sekolah, 2. PSG yaitu pendidikan dual system yaitu peserta didik belajar di industri dan di sekolah, dan 3. Prakerin yaitu kegiatan belajar/praktek peserta didik yang murni dilakukan sepenuhnya di industri.

• PTK akan efektif Jika diberikan tugas dengan cara, alat dan tempat kerja seperti di dunia industri.

Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi peserta didik. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah.

• PTK efektif jika latihan dapat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir dengan benar.

Menurut Brooks&Broks , 2001 dalam john,2008 dalam dedy: 2010 bahwa dalam pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tertapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berfikir secara kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan fasilitator serta harus senantiasa memberi bimbingan motivasi kepada anak untuk selalu menjadi orang yang baik dalam hal ini mencakup tiga hal pokok yaitu, baik dalam pendidikan yaitu menguasai pengetahuan, keterampilan(skill), baik dalam kehidupan social yaitu senantiasa berfikir maju, jujur, berdisiplin tinggi, serta baik terhadap sang maha pencipta yaitu beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa sehingga segala sesuatu yang ia lakukan senantiasa berlandaskan pada etika dan dan agama yang akan memlahirkan sutu perbuatan/tindakan/ sikap yang baik dan benar.

• PTK akan efektif jika gurunya memiliki pengalaman dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada orasi kerja yang riil.

Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu hal yang fundamental untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan). Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya.

Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (mampu mendesain strategi pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah dan industry. Kemampuan Pedagogik bukan hanya suatu konsep yang diterapkan secara teoritis tetapi juga menggunakan dan mengembangkannya melalui pembelajaran yang dilakukan di bengkel/ lab. Sehingga para peserta didik tetap dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis pekerjaan. Sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industry yang nyata.

• PTK harus memperhatikan permintaan pasar

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri.

• PTK dilaksanakan dengan metode berbasis realitas (work based learning)

Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. WBL secara ekspresif menggabungkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik, WBL percaya bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam sistem ini peserta didik belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

• PTK akan efektif dengan administrasi dan pengelolaannya fleksibel dan berbasis kebutuhan

Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.

Jadi apabila program keahlian tertentu dibutuhkan oleh industri, maka perlu dibuka program keahlian baru dan jika lulusan dari program keahlian tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

• Membutuhkan biaya yang besar tetapi kalau tidak terpenuhi, sebaiknya tidak dipaksakan

Sebesar-besarnya anggaran yang ada tentu tidak dapat memenuhi semua perkembangan kebutuhan sarana prasarana SMK yang mengikuti pertumbuhan jumlah peserta didik SMKnya. untuk mempercepat penetrasi pemerataan ke setiap SMK yang muncul, perlu inovasi bagaimana dapat menciptakan sarana prasaran yang murah. Karena pemerintah belum sepenuhnya mampu memberikan fasilitas yang lengkap sesuai yang ada di dunia industri, maka kerjasama antara dunia industri dan dunia SMK menjadi salah satu jawaban, dimana terdapat sharing resources untuk beberapa keperluan yang selama ini berjalan masing2. Sehingga ada efisiensi biaya produksi dan pemasaran yang “cukup sangat signifikan sekali”.

Oleh karena itu harus ada kerjasama “seluas-luasnya, kepada semua institusi terkait, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk bersama-sama menciptakan perekonomian indonesia yang lebih baik, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat indonesia melalui Pengembangan Industri berbasis SMK. Hal ini dapat saling membantu antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.

• PTK akan efektif bila digunakan guru outsourcing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tertentu

Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Tenaga pendidik dan laboran di SMK harus benar – benar mempunyai keahlian baik teori maupun praktek serta selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan serta teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat. menggunakan guru outsourcing yang benar benar menguasai seluk beluk pekerjaan, alat, bahan dan lingkungan dunia industri akan memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik tentang apa yang akan mereka lakukan ketika sampai di industri sehingga peserta didik betul betul telah siap bekerjja. Hal ini akan memberikan penghematan terhadap industri karena dapat mengurangi biaya dan tenaga dalam melakukan training terhadap tenaga kerja baru.

Karakteristik Pendidikan Kejuruan

Adapun Karakteristik Pendidikan Kejuruan antara lain :

• Mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja.

Keunggulan industri suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, tenaga kerja yang berada di “front-line”. Karena itu, mutu tenaga kerja pada bagian ini harus ditingkatkan. Alasan pentingnya tenaga terampil yaitu: (a) Tenaga kerja terampil memegang peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi; (b) Tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara; (c) Tenaga kerja terampil merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global; (d) Penerapan teknologi agar berperan menjadi faktor keunggulan tergantung tenaga kerja terampil yang menguasai dan mampu mengaplikasikannya; (e) Orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara tersebut; (f) Semakin banyak warga suatu bangsa yang tidak terampil, maka semakin tinggi kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi Negara.
Struktur ketenaga kerjaan suatu Negara cendrung berbentuk piramida dimana kebutuhan tenaga kerja terampil tingkat menengah selalu lebih banyak. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berfungsi menghasilkan tenaga kerja terampil pada tingkat menengah.

• Didasarkan atas kebutuhan dunia kerja

Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia SMK yang diperkenalkan pada tahun 1993/1994 adalah pendidikan Link and Match, yaitu pendidikan SMK harus bersifat link and match dengan kebutuhan baik itu kebutuhan peserta didik maupun kebutuhan masyarakat dengan harapan akan tercipta kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Inti dari konsep link and match yaitu: (a) adanya keterkaitan antara program pendidikan yang diberikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat secara luas, dan (b) adanya kesesuaian atau kecocokan antara program dan produk pendidikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat (Djojonegoro, 1998, di dalam fajar hendro). Sehingga lulusan sekolah menengah kejuruan benar- benar dibutuhkan oleh dunia industri. Oleh karena itu pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan perkembangan dunia industri.

• Focus pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta memahami nilai- nilai

• Penilaian berbasis hand on / performa di dunia kerja

Pendidikan kejuruan yang senantiasa berorientasi ke dunia kerja dapat dilihat Kriteria keberhasilan lulusannya yaitu in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.

• Hubungan dengan dunia kerja adalah kunci PTK

Erat kaitannya dengan mahalnya penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan, dan tingginya tuntutan dan relevansi dengan dunia kerja/ industri, maka hubungan kerjasama antara dunia pendidikan dengan industri merupakan ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan kejuruan.
Sistem pendidikan di jerman, Bersama-sama antara Pemerintah dan Industri menyusun dan mendesain kerangka pendidikan kejuruan dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup pembiayaan dan pengembangan kurikulum dan implementasinya, serta bersama-sama melaksanakan assessment proses dan lulusan pendidikan kejuruan itu. Demikian juga dilakukan sebuah kesepakatan tentang sertifikasi kompetensi yang mencerminkan harapan kualitas lulusan dengan tuntutan kompetensi sesuai standar yang berlaku di Industri.

Chaloun dan finch dalam (tim pengembang pend FIP UPI) 2007: 387 “Vocational education is planed and conducted in close cooperation wwith business and industry”. Perwujudan hubungan timbal balik berupa kesediaan dunia kerja menampung peserta didik unrtuk mendapat kesempatan mendapatlkan pengalaman belajar di lapangan kerja/ industry, informasi kecenderungan ketenagakerjaan yang merupakan bahan untuk dijabarkan kedalam perencanaan dan implementasi program pendidikan dan bentuk kerjasama lainnya yang saling menguntungkan.
• Responsif dan antisispatif terhadap perkembangan teknologi
• Learning by doing and hands on by experience
• Fasilitas mutakhir dan up to date

Kebijakan dan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah merupakan arahan yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, sehingga pengembangan program keahlian di SMK dapat disesuaikan dengan tuntutan DUDI bukan berdasarkan minat sesaat dari peserta didik tanpa memperdulikan mutu dan kualitas lulusan SMK.

Pendidikan kejuruan mahal karena membutuhkan peralatan mutakhir dan up to date yang akan mendukung proses belajar peserta didik melalui praktik di sekolah.

Sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan / perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak mudah dilatih kembali atas kekurangannya. Betapa tidak, peralatan yang dipergunakan untuk praktek di sekolah merupakan peralatan yang sudah sangat tua dan kuno serta sudah tak digunakan lagi di industri. Sangat berbeda dengan peralatan yang canggih yang kini tersedia di industry, sehingga untuk mengoperasikan peralatan di industry, memerlukan pengetahuan dan teknik tersendiri yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Peralatan praktek yang sudah tua sudah semestinya diganti dengan peralatan baru yang sesuai perkembangan iptek dan perkembangan di dunia industri, tetapi untuk melakukan semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit. Contohnya Mesin offset untuk jurusan kegrafikaan, untuk mengganti mesin offset harus menyediakan uang hampir atau bahkan ratusan juta rupiah, itupun baru peralatan yang bekas.

• Biaya investasi dan operasional yang besar

Sekolah menengah kejuruan dibangun untuk mengnhasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja. Untuk itu, membutuhkan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan sekolah umum. Betapa tidak, sekolah smk harus menggunakan peralatan mutakhir yang mahal serta membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Sekolah menengah kejuruan yang tidak memperhatikan ha l tersebut akan tergilas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan dunia industri.

Hasil dari dunia pendidikan berupa lulusan SMK atau Politeknik yang memang dipersiapkan untuk segera memasuki dunia kerja masih jauh dari harapan. Ada beberapa sekolah kejuruan atau politeknik yang lulusannya langsung dapat masuk kepasar kerja. Mereka mempunyai peralatan latihan kerja yang memadai, biasanya merupakan proyek percontohan atau bekerjasama dengan industri tertentu. Sekolah kejuruan dan politeknik yang berjalan tanpa menyediakan peralatan latihan kerja yang memadai, akan ketinggalan teknologi dan lulusannnya masih harus dibekali dengan ketrampilan untuk dapat memenuhi standard industri.

Asumsi Penyelenggaraan PTK

Adapun Asumsi dalam penyelenggaraan PTK antara lain :

• PTK dapat mengembangkan tenaga kerja yang marketable.

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu. PTK yang merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing yang tinggi. Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di pasar industri, maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana praktikum yang memadai.

• PTK didesain untuk menguasai keterampilan dasar yang essensial untuk dapat berkompetensi di dunia industri.

Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah konsep belajar dan bekerja dimana pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja. Perusahaan bersedia bekerja sama dalam program PSG ini dikarenakan ada beberapa alasan dan keuntungan yaitu dengan memberikan training maka keberadaanya dinyatakan sebagai lembaga yang mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan yang dapat langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.

• Tidak ada dualisme antara Pendidikan kejuruan dan pendidikan umum

Dualisme pendidikan kejuruan adalah mengarahkan peserta didik dalam pencapaian kompetensi/ skill untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, dilain pihak menuntut peserta didik dapat menguasai pelajaran umum untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu yang pro kontra. ada yang menerima dengan baik tetapi tidak sedikit pula yang menentang. Dualisme pendidikan akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan ke pendidikan tinggi ataukah langsung terjun di dunia kerja. Konsekwensinya, penataan pendidikan di sekolah kejuruan seimbang antara antara pelajaran kejuruan dengan pelajaran umum. Dalam artian tujuan pendidikan kejuruan tibdaklah focus, Bahkan jam pelajaran umum cenderung lebih banyak dari jam pelajaran kejuruan. Hal ini dapat membuat orang berasumsi bahwa apa bedanya SMK dengan SMU yang dibekali dengan muatan local. Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan kejuruan lebih berfokus kepada pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya adalah memproduksi peserta didik siswi yang siap bekerja yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu.

Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

• PTK didesain berbasis masafe konomi oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi nasional

Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan/ life skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu memperoleh pekerjaan pada industry atau mendirikan usaha mandiri untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak oleh SMK merupakan investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa.

Herdi, 2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun 90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di China adalah adanya pengembangan Vocational School yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk2 yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung pemerintah dan industrinya.

• PTK seharusnya dievaluasi berdasarkan efisiensi ekonomi, relevansi dan kecepatan mendapatkan pekerjaan

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

Relevansi sekolah kejuruan adalah seberapa besar lulusannya dibutuhlkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Sekolah kejuruan harus benar – benar dievaluasi seberapa besar kontribusinya terhadap relevansi lulusan terhadap dunia kerjadan terhadap perkembangan ekonomi. Sekolah kejuruan yang sinergis dengan dunia industry dapat dilihat dengan lulusannya yang terserap di dunia industri dengan cepat sesuai dengan bidang keahliannya.

• PTK hendaknya diarahkan untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungannya

Untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungan/ daerah sendiri, Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya. Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.

• PTK di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula

Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.

• PTK adalah system pendidikan untuk menata system perekonomian nasional.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata mata sebagai factor produksi karena pembangumnan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga ne gara yang baik dan bertanggung jawab serta produktif.
Semakin tinggi kwalitas pendidikan dan pelatihan seseorang, akan semakin produktif orang tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar